Rabu, 02 Desember 2015

Rumah Makan Padang Bhinneka


Ketika ada seorang teman yang berasal dari Filipina akan mengunjungi Indonesia dan dia minta diantarkan untuk berwisata kuliner makanan khas Indonesia, saya agak bingung mau dibawa ke mana teman saya yang doyan makan ini.

Setelah berkonsultasi (biar kesannya serius) dengan beberapa teman, akhirnya saya memutuskan untuk mengajaknya makan sajian khas Padang saja di Rumah Makan Padang Bhineka yang ada di Islamic Karawaci Tangerang. Restonya dekat pintu. Jadi, kalau mau langsung kembali ke Jakarta, gampang walaupun harus antre dalam kemacetan tol yang sulit diprediksi.

Kami menjemput tamu istimewa itu di Hotel Mulia lalu menuju Tangerang untuk menemui seseorang. Setelah urusannya selesai, kami realisasikan menuju restoran tersebut.

Restorannya luas dan kami memilih sofa yang bentuknya setengah lingkaran. Kami datang sudah lewat jam makan malam sehingga resto tampak begitu lengang. Namun demikian, menu masih sangat lengkap tersedia.

Nah, ini bagian yang paling bikin orang Filipina itu bingung saat seorang pelayan menaruh semua menu di meja.

"Do you order all?" Dengan ekspresi yang kaget dan ternganga.

"Nga kok. Di restoran Padang memang begini cara penyajian makanannya. Mereka akan menaruh semua menu di meja. Kita makan saja yang kita mau. Begitu lho." Kata saya memberi penjelasan yang singkat tetapi padat karena saya sudah ngeces melihat berbagai makan telah tersaji dengan rapi di meja.


Nah ini dia tampilan meja makan kami. Ada perkedel, rendang daging, sambal ijo, sambal merah, sambal teri terong, sayur nangka, sayur singkong, ayam pop, dendeng balado, gulai cincang sapi, paru goreng, telor balado, telor gulai, gulai ikan kakap kuning, ikan bakar, ayam gulai, ayam goreng, ayam bakar, gulai kikil, dan jengkol goreng teri.

Sebagai tuan rumah yang baik saya pun mempersilakannya memilih terlebih dahulu. Saya pun menunjukkan rendang, salah satu makanan terlezat Indonesi versi UNESCO. 

Setelahnya dia mengambil sepotong ayam pop. Ayam rebus yang dimasak dengan menggunakan air kelapa. Saya pun menyodorkan sambal merah. Ayam pop memang paling enak dimakan dengan sambal ini.

Masih ada beberapa menu yang dimakannya. Tampaknya dia menyukai makanan Indonesia.

"Bagaimana rasanya? Mana yang paling kamu suka di antara sebegitu banyaknya makanan?" Tanya saya kepadanya sambil tersenyum.

"Saya lebih suka ayam popnya." Katanya sambil menyendok daun ubi dengan kental kental yang dimasak dengan ikan teri. 

Selera orang masing-masing. Tapi bagi saya, menu favorit warung Padang adalah gulai kikil atau tujang. Saya biasanya meminta pelayan untuk mengguntingnya dalam ukuran kecil sehingga saya dapat dengan mudah mengunyahnya. Saya biasanya menuangkan kuah gulai kikil ke nasi agar rasanya semakin gurih.

Lebih favorit lagi jika ada sayur singkong rebus ditambah dengan sambal hijau. Jika ada sambal merah, makin cihuy makan di restoran Padang.

Paru yang digoreng garing juga recommended. Namun, saya mulai mengurangi makan jeroan seperti itu karena alasan kesehatan dan kecantikan. Ciehhh.... nga nahan banget ya alasannya.

Untuk masalah harga, Rumah Makan Padang Bhinneka memang lebih tinggi dari beberapa restoran lainnya. Namun demikian, sebanding dengan makanan dan servis yang diberikan.
  • Perkedel: 10 K
  • Rendang daging: 18 K
  • Sambal ijo: 6K
  • Sambal teri terong: 14K
  • Sayur nangka: 10 K
  • Ayam gulai: 18K
  • Ayam pop: 18K
  • Dendeng Balado: 18K
  • Gulai cincang sapi:  23,5K 
  • Gulai ikan kakap kuning: 19.500
  • Nasi putih: 9K
Rumah Makan Padang Bhinneka
Jalan Imam Bonjol No. 21
Lippo Village, Karawaci, Tangerang

1 komentar: