Minggu, 29 November 2015

Gorengan Khas Medan: Dari Pulut Goreng Hingga Godog-Godog


Siapa yang tak kenal bakwan, risol, pastel, cireng, misro, hingga combro. Hmmm.... yummy. Orang-orang Indonesia memang suka sekali dengan makanan yang digoreng-goreng. Oleh karena itulah, setiap daerah memiliki jenis gorengan khas yang biasanya dijual dalam gerobak sampai digendong penjualnya.

Salah satu daerah yang paling terkenal dengan gorenganya adalah Pontianak dengan pisang gorengnya. Pisang yang dibentuk seperti kipas lalu digoreng dengan tepung yang membentuk kremesan yang gurih. Orang Jakarta dan pulau Jawa juga sangat familiar dengan bakwan goreng, yaitu tepung yang dicampur dengan berbagai sayuran, mulai dari kol, wortel, hingga toge. Misro dan combro yang terbuat dari parutan singkong biasa dijual di pagi hari untuk sarapan. Sampai malam pun pedagang gorengan masih wara-wari di sekitar kita menjajakan dagangannya

Nah, orang Medan juga memiliki berbagai jenis gorengan yang khas seperti daerah-daerah tersebut. Namun gorengan khas Medan tidak sehits pisang Pontianak. Mengapa? Mungkin karena kita belum mengenalnya.

Oleh karena itu, mari kita mengenalnya satu per satu.

Godog-godog
Gorengan ini terbuat dari tepung terigu, pisang yang sudah dihancurkan, kemudian ditambahkan dengan parutan kelapa. Adonan tersebut lalu dicampur dengan garam dan gula secukupnya. Kemudian barulah digoreng, tetapi sebelumnya dibentuk bulat lebih dahulu.


Pulut Goreng
Ada dua macam pulut goreng, pulut hitam dan putih. Dalam bahasa Indonesia pulut berarti ketan. Jadi, pulut goreng adalah gorengan yang terbuat dari ketan yang dikukus terlebih dahulu kemudian dibentuk bulat-bulat. Sebelum digoreng, pulut diberi unti, yaitu, parutan kelapa yang dimasak dengan gula merah. Itu untuk pulut putih. Kalau untuk pulut hitam biasanya unti dibuat dari kelapa yang ditambahkan gula pasir. Jadi warna pulutnya menjadi cantik jika dipotong.


Ini si pulut hitam yang disalut dengan adonan tepung cair.


Selain itu, penjual gorengan Medan juga biasanya menjual gandasturi dan pisang goreng. Keduanya sebenabrnya bukan gorengan khas Medan. Gandasturi adalah gorengan yang isinya adalah kacang hijau yang sudah dihaluskan kemudian dicampur dengan kelapa parut yang tebal. Setelahnya, adonan tersebut dicelupkan ke adonan tepung, barulah digoreng. Jika sudah kekuningan, gandasturi siap diangkat.


Pisang goreng Medan agak berbeda dengan pisang goreng Pontianak. Jika pisang goreng Pontianak memiliki banyak kremes, pisang goreng Medan tidak. Gorengan-gorengan ini biasanya dimakan pada saat sarapan pagi dengan segelas kopi atau teh manis.


Penjual gorengan khas Medan bisa ditemui di Pasar Impres Senen yang menjual berbagai barang dan makanan khas Medan. Di sini juga berjejer restoran dan tempat makan lainnya yang khas Batak dan Medan Peranakan. 

Gorengan dengan ukuran jumbo ini kemudian ditaruh di baskom-baskom yang berderet panjang. Penjual akan memberikan kantong kertas dan pembeli dipersilakan mengambil sendiri. Dengan membayar Rp2.500 per bijinya, kamu sudah bisa membawa gorengan khas Medan.

Gorengan Khas Medan
Pasar Impres Senen Blok VI

4 komentar: