Namun sebelum minum kopi di kafe tersebut, rencananya kami akan makan dulu di sebuah restoran Jepang yang bernama Obura Soba yang berada di Lower Ground East Mall Grand Indonesia. Sayangnya,meskipun sudah lewat jam makan malam, restoran tersebut masih saja penuh. Wahhh.... Kami buru-buru mengubah rencana karena jam sudah menunjukkan pukul 21.00. Akhirnya kami memutuskan langsung saja makan dan minum kopi di tempat yang sama.
Kami pun bergegas menuruni eskalator dan langsung menuju kafe Olivier. Tempatnya agak remang-remang dan dari dalam tampak suara musik yang cukup hingar-bingar. Kami pun menuju semacam ruang customer service yang berada tepat di dekat pintu masuk. Sayangnya,menurut informasi sang pelayan, kami masuk ke dalam deretan waiting list. “Nomor 5.” Kata pelayan sambil tersenyum.
“Baiklah kalau begitu.” Kata kami mengiyakan.
Daripada menunggu tanpa aktivitas, kami memutuskan untuk mencari makan malam dahulu di sebuah restoran di lantai 3A. Namun sebelumnya kami memberikan nomor telepon yang bisa dihubungi. Setelahnya, kami mencari makan malam dan kemudian memutuskan untuk makan di Fook Yew, sebuah restoran Chinesse Food. Di sini kami memesan beberapa jenis dimsum, seperti dumpling, beancurd roll, hakau, turnip cake, dan crouching tiger. Kami juga memesan satu porsi mie goreng Hongkong yang ditaruh dalam sebuah wadah kardus. Sekitar setengah jam kami di sini, lalu kami kembali turun ke kafe Olivier.
Sesampainya di sana ternyata no antrean kami sudah terlewat. Katanya pihak Olivier sudah menelepon, tetapi sayangnya tak ada nada sambung. Hmmm... memang susah sekali sinyal di Grand Indonesia ini.
Masih belum ada kursi untuk kami berempat. Yang tersisi ada dua meja yang agak terpisah, masing-masing untuk dua orang. Kami pun kecewa. Kami pun berinisiatif untuk meninggalkan kafe ini dan mencari tempat lain saja. Namun hanya beberapa langkah, ada satu meja yang ditinggalkan pengunjungnya. Hmmm.... Kami sangat beruntung.
Setelah dibereskan, kami pun duduk di sana. Kafe di sini memang nyaman. Lampunya redup dengan musik yang cukup hingar bingar yang dimainkan oleh seorang DJ. Pelayan pun menghampiri kami dan membagikan buku menu.
“Es kopi Vietnam 1.” Kata saya.
Sekali lagi kami harus kecewa karena ternyata es kopi vietnam sudah tidak bisa diorder karena sudah sold out. Menurut sang pelayan kami harus datang lebih cepat untuk bisa menikmati es kopi Vietnam karena memang sejak dahulu, bahkan sebelum kejadian tersebut, menu tersebut adalah salah satu favorit. Selain kopi, kami juga tak bisa memesan cokelat karena sudah ludes terjual.
Dia menyarankan untuk reservasi terlebih dahulu jika ingin kembali ke Olivier. Berikut dua minuman yang kami pesan pengganti es kopi Vietnam.
Fizzy Apple (60K)
Fizzy apple (dokumentasi pribadi) |
Thai ice tea (dokumentasi pribadi) |
Lain waktu kami akan mampir ke sini lagi untuk menu es kopi Vietnam.
Olivier Cafe
Grand Indonesia West Mall
Lantai Ground
Kirain es kopi vietnamnya booming setelah kejadian mirna. ternyata sudah dari dahulu ya mbak :)
BalasHapusMemang enak. Makanya mirna suka minum kopi di sini
HapusDuh minum kopi aja pake reservasi ya Mak.. Jadi penasaran deh tapi rasanya kaya apa.. Hehe
BalasHapusIyahhh.... atau kalo nga datengnya siangan
HapusIyahhh.... atau kalo nga datengnya siangan
HapusSetelah kejadian Mirna itu malah tambah ngetop deh kayaknya kopi vietnam ini..
BalasHapusItu fizzy apple nya pake apel utuh gitu ya .. gak dipotong-potong dulukah ?
BalasHapusNga mbak astri. Untuk garnishnya bagian atas apel diambil. Jadi, nga semuanya diambil utuh
HapusNga mbak astri. Untuk garnishnya bagian atas apel diambil. Jadi, nga semuanya diambil utuh
Hapus